LAPORAN PRAKTIKUM
GEOGRAFI TANAH
Nama : Heinrich Rakuasa
Nim : 2015-32-093
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
AMBON
2016

KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena limpahan kasih sayang serta
petunjuk-Nya,
penulis mampu menyusun
Laporan Praktikum Geografi Tanah.
Laporan
Praktikum ini penulis susun sebagai salah satu persyaratan untuk menunjang
nilai Geografi Tanah. Dalam penyusunanya penulis menemui banyak hambatan, tetapi semua itu menjadikan penulis
lebih termotivasi dalam menyelesaikan Laporan kalah ini juga tidak terlepas
dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyelesaian makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa Laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari
semua pihak, demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Ambon,1 Juni 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Prktikum
3. Mamfaat Praktikum
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1. Sifat-sifat Fisik Tanah
2. Factor-faktor Pembentukan Tanah
3. Prses-proses Pembentukan Tanah
BAB
III METODE PRAKTIKUM
1. Lokasi dan Waktu Praktikum
2. Metode Praktikum
3. Alat dan Bahan
BAB IV HASIL LAPANGAN
1. Kondisi Umum Lokasi Praktikum
a. Letak dan Luas (letak
Adimistratif,Geografis,dan Astronomis)
b. Kondisi Iklim
c. Kondisi Hidrologi
d. Kondisi Topografi
e. Kondisi Geologi
f. Kondisi Tanah
g. Kondisi Vegetasi dan Penggunaan
Lahan
2. Data /Informasi Pengamatan Tanah
a. Eksternal Karakteristik
b. Internal Karakteristik (sifat Fisik,
Kimia, Biologi)
BAB V PEMBAHASAN
1. Pengaruh Faktor, Sifat (sifat Fisik,
Kimia, Biologi) dan proses pembentukan Tanah
2. Klasifikasi Tanah
3. Analisis Sesuai hasil Laporan
BAB VI PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Di
seluruh Bumi terdapat aneka macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai
yang paling subur, warna putih, merah, kelabu, coklat, hitam, kelabu dan
lain-lain. Di Indonesia juga terdapat banyak jenis dan macam tanah. Sebagai
Negara tropis, di Indonesia memungkinkan untuk bercocok tanam sepanjang tahun.
Kesuburan tanaman tidaklah lepas dari tingkat kesuburan tanah tempatnya tumbuh.
Kesuburan tanah tiap daera tidaklah sama, utnuk itu diperlukan ilmu khusus
ubtuk mengkajinya. Kajian tersebut selain untuk mengethui tingkat dan
persebarab tanah antar daerah, juga untuk menentukan langkah yang tepat untuk
diperlakukan terhadap tanah tersebut.
Salah satu
ilmu yang mempelajari tentang tanah adalah geografi tanah. Geografi tanah
sendiri merupakan ilmu tentang penyebaran jenis-jenis tanah secara geografis
dan dikaitkan dengan faktor-faktor pembentuk tanahnya ,dan kajian yang
dilakukan saat praktikum geografi tanah adalah mulai dari keadaan di sekitar
tanah,lereng, tekstur, struktur, konsistensi,keasaman tanah, kandungan bahan
organik, serta kandungan kapur di dalam tanah. Dalam geografi tanah tidaklah
hanya memepelajri teori-teori tentang tanah saja, melainkan juga dituntut untuk
adanya praktik langsung guna bisa membuktikan langsung tentang jenis-jenis
tanah yang ada.
Praktikum
geografi tanah bertujuan untuk menganalisa tanah guna mengtahui jenis tanah
dari sample yang ada. Dalam menganalisa dibutuhkan ketelitian serta
kecermatan sehingga mendapatkan informasi yang akurat. Oleh karena itu, dalam
proses analisa dibutuhkan ketelitian dan pemahaman yang baik tentang goeografi
tanah. Dengan keakuratan data, diharapkan hasil analisa dari praktikum,
tersebut dapat dijadikan sebagai refrensi untuk pengolahan tanah yang tepat.
Laporan
ini disusun agar memeberikn informasi yang baik dan benar. Dalam penyususnan
laporan ini tidak luput dari kekeurangan baik dalm penulisan maupun dalam
kelengkapan data. Saran dan kritik yang memebangun dapat dijadikan koreksi bagi
penyusun.
2. Tujuan
Praktikum Geografi Tanah
Secara
umum, tujuan praktikum geografi tanah adalah untuk meneganalkan kepada
mahasiswa terhadap faktor pembentuk tanah, sifat tanah, serta klasifikasi
tanah. Berikut adalah uraian dari tujuan tersebut :
- Mengamati, meneliti, dan menjelaskan aspek geografi fisik khusunya yang berkaitan dengan geografi tanah.
- Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran tentang tanah yang telah didapatkan selama mata kuliah Geografi Tanah.
- Menambah wawasan karena pengamatan dilakukan langsung di lapangan.
- Mengetahui proses-proses pedogenesis yang terjadi di lapangan dan mampu membedakan horison tanah secara langsung.
- Manfaat Praktikum Geografi Tanah
Manfaat
yang didpatkan dari praktikum ini adalah :
- Manfaat Akademis :
- Mengenal sifat fisik dan kimia tanah secara kualitatif.
- Mengerti proses dan perkembangan pedogenesis tanah.
- Menegtahui jenis tanah dan persebarannya.
- Mengerti penerapan ilmu geografi tanah di lapangan.
- Manfaat Teoritis :
- Sebagai bukti telah mengikuti praktikum geografi tanah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.Sifat
fisik Tanah
a.Warna
Tanah
warna yang di observasi adalah warna tanahnya
(matrix) serta warna mottiling nya .warna tanah menujukan unsur dalam warana
tanah tersebut.misalnnya kandungan hitam menujunkan kandungan humus yang
tinggih atau kadang-kadang kandungan mangan yang tinggi,warnah merah menunjukan
kandungan besi,warna kelabu menunjukan kandungan aluminium,waranah putih
/terang menunjukan kandungan kwarsa . disamping itu warnah tanah juga
menunjukan drainase tanah,misalnya warrnah-warnah kelabu dengan topografi yang
datar cendrung menciriikan sifat hidromofik,warnah biru atau kehijauan ,hijau
kebiruan atau sebangainya mencirikan
warnah-warnah gley menunjukan keadaan penggenagan yang lama,misalnya
daerah-daerah rawa.sifat hidromifik lebih nyata ditunjukan oleh mottling.
Warna diamati dengan mengunakan buku “Munsell Soil Collour Chart”,yang dinyatakan
dengan:
1)
Notasi Munsel
2)
Nama Warna
Notasi Munsell terdiri
dari tiga kesatuan yaitu Hue,Value,dan
Chorome
Contoh : 10 YR 5/3 10 YR adalah Hue
5 adalah Value
3 adalah Crome
Dalam buku Munsel Hue berkisar dari R ke Y atau
Read (merah) ke Yellow (kuning) dan dianataranya terdapat YR (merah-kuning/). Value dari atasa ke bawah
(angkanya makin kecil) menunjukan warna yang makin gelap,dari warana linght (terang) ke dark (gelap).chorme dari
dari kiri ke kanan warnanya dari putih/kelabu berubah ke merah (melalui coklat
ke kuning) dimana angkanya makin besar.
Warna
mottling dalam warna profil tanah
sangat penting dalam hubungaan proses-proses pembentukan tanah atau keadaan
drainesa tanah.unsur-unsur yang diamati dalam pengamatan mottlng :
1)
Banyaknya mottling (abudance)
a) Sedikit
(vew) : mottling lebih
sedikit dari 2% yang muncul
b) Sedang
(common) : mottling antara 2%
- 20% yang muncul
c) Banyak
(many) : mottling lebih
besar dari 20% yang muncul
2)
Ukuran mottling (size)
a) Halus
few) : monttling dengan
ukuran lebih kecil dari 5 mm
b) Sedang
(medium) : monttling dengan ukuran
antara 5-15 mm
c) Kasar
(coorse) : monttling dengan ukuran lebih besar dari 15 mm
3)
Kontras antara mottling
a) Reddup
(faint) : Hue dan Chorme dari matrikx tanah dengan mottling mempunyai hubungan
sengat dekat sehingga agak sukar di bedakan
b) Jelas
(distinet) : Hue,Value dan Chorme dari
matrix tanah dengan mottling mudah dibedakan.
c) Menyolok
(prominent) Hue,Value dan Chorme dari
matrix tanah dengan mottling mempunyai
unit yang berbeda .
Matrix mempunyai warna yang teratur
dengan mottling yang sangat kontras dari satu warna maupun campuran atau lebih
warna.
4)
Ketajaman batas mottling
a) Tajam
(sharp) : batas warna antara matrix dengan mottling sangat tajam
b) Nyata
(clear) :transisi warna antara matrix dengan mottling lebih kecil dari 2 mm
c) Kabur
(diffusa) : transisi warna mottling dengan warna matrix dengan mottling lebih
besar dari 2 mm
5)
Warna mottling
Pengamatan warna motling dengan warna
matrix dengan mengunakan buku Munsell
soil coloir.karena warna mottling kadang-kadang cukup kompleks sehinga
penulisan warna mottling sangat sulit.
b.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah pervbandingan
relativ patikel pasir,debu dan liat dalam tanah.
Dalam
pengertian ini tekstur tanah merupahkan partikel-partikel lebih kecil dari 2
mm.
Tekstur
tanah dapat ditetapkan di lapangan dengan cara merasa dan lebih teliti di
tetapkan dengan analisis laboralatorium.
Penetapan tekstur tanah
dilapangan mengunakan pedoman yang diberiakan oleh Tan Kim Hong (1968) dengan
cara merasa tanah melaluai pijatan tanah antara ibu jari dan jari telunjuk dan didasarkan atas bak tidaknya pembentukan
pita tanah.Kriterian penilannya sebangai berikut :
a.
Butir pasir di lihat atau Dirasa
Setelah contoh lembab dipijat antar ibu jari dan
telunjuk,lapisan tanah yanag terbentuk.
1. Akan
terurai bila tersentu………………… pasir
2. Bertahan
bila di pengang secara berhati-hati………….. lempung berpasiir
3. Bertahan
bila di perlakukan secara kasar ……………. Lempung berliat
b. Butir
pasir tidak nampak dan tidak dapat dirasa
Setelah contoh lmbab di pijat akan terbentuk:
1. Pita
tanah yang retak-retak …………..lempung brdebu
2. Pita
tanah yang licin dan tanah berat sendiri bila di pegang secara
berhati-hati…………. Lempung liat berdebu
·
Tahan berat deagan mudah ………..liat
berdebu
·
Bentuk tanah dapat diubah-ubah tanpa retak-retak
…..liat
Penetapan kelas testur di
gunakan dagram segitiga tekstur dari USDA.
Pada
diagram tersebut tekstur dibagi dalam 12 kelas.untuk family tanah/macam tanah
tekstur dikelompokana lagi kedalam 5 kelompok menurut USDA:
Halus
(F) : liat,liat berdebu,liat
berpasir
Agak
Halus (MF) : lempung liat
berdebu,lempung liat berpasir,lempung berliat
Sedang
(M) : Debu, lempung
berdebu ,lempung,lempungberpasir sanagat halus
Agak
Kasar (M.C) : lempung berpasir,pasir
berlempung
Kasar
(C) : pasir
Partikel-partikel lebih besar
dari 2 mm Dalam tanah dilihat dari segi jumlah dan ukurannya. Apabila terdapat
partikel-partikel ini di dalam tanah maka nama kelas tekstur di tambah lagi
dengan nama partikel ini.nama –nama partikel ini lebih besar dari 2 mm dalam hubungana
dengan ukuran dan jumlahnya ,tertera pada table 1.
Tabel 1.
Nama-nama Partikel lebih besar dari 2 mm
|
%
Partikel
|
Ukuran partikel (mm)
|
||
|
2-75
|
75 – 250
|
Lebih besar 2015
|
|
|
2
- 15%
|
Agak berkerkil
|
Agak berbatu
|
Bouldery
(berbatu-besar-besar)
|
|
15-50%
|
Berkerikil
|
Berbatu
|
|
|
50-90%
|
Sangat berkerikil
|
Sangat berbatu
|
Sangat berbatu besar
(very boulder)
|
|
90%
|
Kerikil*)
|
Batu*)
|
Batu besar*)
|
*)
Digunakan tanpa nama kelas tekstur.
c.
Struktur
Tanah
Partikel-partikel pasir debu dan liat di dalam tanah akan
mengalami agregasi membentuk faksi sekunder.penyusunan baik fraksi primer
maupun fraksi sekunder dalam arti bagaimana dalam arti penyusunan itu,Kuatnya
penyusunan dan ukuran bentuk penyusunan itu di sebut strukur tanah.Oleh karena
itu penyipatan struktur tanah didasarkan pada bentuk agregat ukuran dan derajat
perrkembanganya.
a. Bentuk
Agregat
1. Lempeng
(keeping,platy) (PI)
2. Prisma (P)
3. Tiang
(c)
4. Kubus (b)
5. Kubus
membulat (ab)
6. Sudut (sb)
7. Kersai (g)
8. Rebah
(cr)
Tanpa struktur :
9. Lepas/butir
tunggal (lose) (i)
10. Pejal
(massive) (m)
b. Ukuran
Agregat.
1. Sangat
halus (very fine) (vf)
2. Halus
(fine) (f)
3. Sedang
(medium) (m)
4. Besar
(coarse) (c)
5. Sangat
besar very coarse) (vc)
c. Derajat
perkembangan
1. Tidak
berstruktur/tanpa penyusunan (structure
less) (0)
2. Lemah
(weak) (1)
3. Cukup
(moderate) (2)
4. Keras
(strong) (3)
Sebagai suatu contoh tanah
dengan agregat bentuk kubus,ukuran sedang ,perkembangan kuat dinyatakan
sebangai berikut: struktur kuat ,sedang dan kubus. Bentuk dan ukuran sturktur
dapat di lihat pada gamabar.
d.
Konsistensi
Tanah
Konsistensi adalah sikap
tanah untuk mempertahankan dirinya terhadap setiap usaha atau gaya yang akan
merubah bentuknya .menurut Bayer (1956) Konsistensi sebangai manifestasi
kekuatan sifat-sifat kohesi dan adhesi yang terjadi dalam tanah pada keadaan
kelembaban yang berbeda.sifat-sifat tersebut dapat dirasakan di lapangan pada
salah satu keadaanya.
Penetapan Konsistensi tanah
di lapang dengan meramas dan memijit tanah dengan tangan pada salah satu atau
lebih dari ketiga keadaan tersebut.
a)
Keadaan
basah (kelengkatan atau plastissitas)
Kelengkatan
so = Tidak lekat : tidak ada tanah yang tertinggal
sa = Agak lekat : tanah tertinggal pada satu
jari
s
= lekat : tanah
tertinggal pada kedua jari
vs = sangat lekat : sukar untuk melepaskan kedua
bela jari
Platisitas
Po
= Tidak plastis : Tidak dapat
membentuk gelintar tanah
Masa tanah dapat berubah bentuk
Ps = Agak plastis : Dapat terbentuk glintar tanah
Masa tanah mudah berubah bentuk
p = plastis :
Dapat terbentuk glintar tanah
Agak tahan terhadap tekanan
Vp = sangat plastis : Dapat terbentuk glintar tanah
Tahan terhadap tekanan
b)
Keadaan
lembab
L = lepas : Butir tanah terlepas satu dengan lainya,tdk
terikat
Vf = sangat gembur : Dengan sedikit tekanan sudah bercerai
Bila digenggam mudah
mengumpal
Melekat bila di tekan
F
= Gembur : Bila diremas
mudah bercerai
Bila
digengam masa tanah besar gumpal
:Melekat bila di tekan
t = Tenguh :
Masa tahan terhadap remasan
Hancur dengan tekanan besar
vt = sangat tenguh : Masa tanah tahan terhadap
remasan
Tidak mudah berubah bentuk
et
= Ekstrim tenguh : Masa sangat tahan tehadap
remasan
Bila
di gengam bentuk tidak berubah
c) Keadaan kering
Kekerasan
L = lepas :
butir tanah terlepas satu dengan lainya,tdk terikat
s = lemah : dengan sedikit tekanan
tanah mudah bercerai
menjadi butir
sh = agak keras :
agak tahan terhadap tekanan
masa tanah mudah rapuh
-h1/2 =keras :
tahan terhadap tekanan
Masa tanah sukar dipatahkan dengan tangan
( Tidak dengan jari-jari)
Vh = sangat keras :
tahan terhadap tekanan
Masa tanah sukar dipatahkan dengan tangan
eh = ekstrim keras
: sangat tahan terhadap
tekanan
masa tanah tidak dapt dipecahkan dengan
tanagan
so = lemah :daya
ikat lemah sehingga mudah rapuh dan lepas
bila di tekan dengan tangan
st
= kuat :daya
ikat kuat sehinga sangat sukar di hancurkan
dengan alat (martil)
e. Pori-pori Tanah
Pengamatan pori-pori
tanah berdasarkan kriteria dari Jhonson,et al.(1960) yaitu dengan melihattiga
sifat oko yaitu jumlah (abudance); diameter ,kontinyuitas, orientasi atau
arahnya,distribusi dan morphologi.
a. Jumlah
Sedikit (few) :1-50 per dm
Sedang (common) :51-200 per dm
Banyak (many) :lebih besar dari 200 per dm
b. Diameter
:
Mikro :
lebih kecil dari 0,075 tanah
sangat halus :
0,075 mm- 1mm
Halus : 1,2 mm
Sedang medium :
2-5 mm
Kasar :
lebih kecil dari 5 mm
pori mikro terdapat pada sermua tanah tetapi sanagat
sulit diamati dengan lensa tangan dan harus mengunakan mikroskop
c. Kontinuitas
Kontinyu :
pori-pori muncul sepanjang secara horison
Tidak kontinyu :
pori-pori muncul pada bagian-bagian tertentu dari
Horizon
d.Orientasi
Vertical :
sebagian besar pori dengana arah vertikal
Horizontal :
sebagian besar pori dengana arah horizon
Obligue :
sebagiana beser dengan aarah udut 45’
Random :
pori-pori beroientasi ke semuah arah
e. Distribusi
Dalam ped (inped) :
sebagian besar pori terdapat pada ped
Luar ped (exped) :
sebagian besar merupahkan pori-pori antara ped.
f. Morphologi
dan individu pori
Tipe
Vasiculer :
mempunyai tipe spherical dan ellipsoidal
Interstitial :
bentuk tidak teratur dengan permukaan dan
meliku ke dalam,di batasi oleh lengkukan atau
lengkungan permukaan mineral atau ped atau
keduanya.
Tubular :
banyak atau tidak sama sekali ,dalam betuk tabung
tetapi mempunyai bentuk yanag memanjang pada
sumbu ketiga.
Modifikasi
Simple :
pori induvidu dalam bentuk tabung tunggal tanpa
Percabangan.
Dendiritik
: pori individu bercabang dan meetupahkan akar
Tanaman
Terbuka (open) :
pori terbuka pada ujung atas salah satu ujung pada pori
horizontal
Tertutup (clou) :semua pori-pori tertutup untuk
jalan masuknya air dan
udara oleh partikel atau organic.
Pemberian nama
untuk tanah seperi contoh berikut :pori bannyak, sangat halus,tidak kontinyu
vertical dalam ped tertutup simple tubular.
f.Cutan
cutan merupakan istilah
umum yang digunakan untuk seluaruh lapisan tipis liat yang nyata (clay
skin,clay bridges ) yang memberi istilah cutan adalah Brewer dalam journal soil science 1962.cutan di nilai
dlam kuantitas (quantity),ketebalan (thickness) dan kalau mungkin bahan-bahan
alami penyusnanya (nature).
a.kuantitas
Patch : cutan merupahkan
patches (bagian kecil) yang terbesar pada permukaan ped atau lingkungan dalam pori.
Broken : cutan menutupi banyak bagian tapi tidak menyeluruh pada
permukaan ped dan seluruh lingkaran pori tetapi seluruh pori
,sehingaga kelihatan terputus-putus.
Contious : cutan menutupi seluruh
permukaan ped,dan seluruh permukan pori,saluran-saluran dan lain-lain
permukaan.
b.Tihckness.
Tipis (thin) :sangat tipis (Tihcknes unicroscopis) di mana butir
pasir halus dapat
Kelihatan pad cutans,jembatan-jembatan antara butir lemah.
Sedang (monderatry thick) :butir
halus terbungkus dalam cutan ,btas-batas butir halus tidak
Nyata
Tebal (thick) :permukaan cutan
menutup secara merata,batas pasir halus tidak
kelihatan dan sudah muncul jembatan antara butir pasir kasar
c.Nature
Brever (1962) membedakan
bahan-bahan pementukan cutan sebagai berikut:
1. Mineral
liat murni
2. Mineral
liat dengan oksida dan hidroksida besi
3. Mineral
liat dengan bahan organic
4. Sesguiksida
(P2O3)
5. Oksida
atau ydroksida mangan
6. Larutan
garam (ermkarbonat,sulfat,scholrida,dan lain-lain)
7. Silica
d.lokasi
Tempat
muculnya cutan paddaa permukaan ped di lihat dari beberapa kemungkinan
misalnya,cutan peda permukaan tegak dari ped atau permukaan horizontal dari ped
,cutan mrupahkan jambatan antara ped atau butir mineral atau mengikuti pori/
jalan-jalan akar.
Ungkapan
nama untuk untuk cutan seperti contoh :patch thin cutan,terbentuk dari liat
dengan besi oksida ,terutama pada
permukaan tegak ped.
g.
Bahan
Kasar
Bahan kasar
dalam tanah dapat merupahkan fragmen betuan atau fragemen mineral .pada
daerah-daearah tropis basa diman proses hancuran tanah merupahkan indikasi
penting baik klasifikasi tanah secrah praktis maupn genesa tanah.Doformosa yang
perlu diambil adalah mengenai jumlah ,ukuran ,bentuk dan nature .
a. Jumah
1.sangat sedikit (vf) : lebih kecil lima% dari volume
2.sedikit : 5-5 % volume
3.banyak : 15-40 % volume
4.sangat banyak (vfr) :40-80 % volume
b. ukuran
1. krikil :
0,2-7,5 cm
2. Batu : 7,5- 25 cm
3. Batu Besar : lebih besar dari 25 cm
c. Bentuk
1. Anguler
2. Rounded
3. Flat
d. Nature
1. segar (fresh) : fragmen menunjukan tidak ada/sangat sedikit tanda
pelapukan .
2. Melapuk (weathered): pelapukan
bagian-bagian mennjukan perubahan warna dan
pelepasan lapisan Kristal
bagian luar .
3.sangat melapuk (strongly
weatherd) :fragmen menunjukan tingkat
pelapukan sangat
jauh sehingga sudah mincul
mineral resisten.
Sebagai
contoh batuan kasar terdiri dari batuan (10-15 cm) banyak,anguler,segar
h.
Modul
Mineral
Modul
mineral merupahkan variasi konkersi,akresi dan residu nodul mineral .informasi
yang daiambil adalah mengenai jumlah,ukuran keerasan bentuk warna dan nature .
a.jumlah
1. sangat
sedikit (vf) : lebih
kecil dari 5 % volume
2. sedikit
(f) : 5-15 %
volume
3. Banyak
(fr) : 15-40 %
volume
4. sangat
banyak (vfr) : 40-80 % volume
5. Dominan : lebih dari 80
% volume
b. Ukuran (size)
1.kecil (s) :lebih kecil dari diameter 1 cm
2. Besar (i) :lebih besar dari diameter 1 cm
c. Kekerasan (hardness)
1. lunak (s) : nodul dapat di hancurkan dengan
tekanan jari
2. keras (h) ; nodul tidak dapat di hancurkan dengan
tekanan jari
d. Bentuk (Slope)
1. Speherical (bentuk bola)
2. Irraguler (tidak teratur)
3. Angular (kubus yang membulat)
e.Warna
Berbagai macam warna dan untuk pengamatanya digunakan munssel soil
colour
cahrt.
f. Nature
Dapat berasal dari bahan-baan besi,besi mangan
,mangan gibsum,clsium carbonat,dan lain-lain
Contohnya
nodl mineral batuan besi hitam berukuran kecil,banyak keras ,sperichal.
i.
Pan
Pan dapat diartikan didefinisikan
sebagai lapisan yang kompak tau mengeras yang terbentuk dari bahan-bahan
tertentu maupun akibat tertentu.Dikenal
dua kelas besar dar pad yaitu yang mengalami sementasi dan tidak,tetapi
kebiasanya yang di sebut sebagai pan ialah mengalami sementasi dibagi
berdasarkan sementing-sementing yaitu:
a. Sementing
agen besi : petroferic plintethite
b. Sementing
agen besi dan bahan organic :placic horizon,iron pan
c. Sementing
agen silica :duripands
d. Semeting
agen CaCO3 : petrocalcic
horizon
e. Sementing
agen gyepsum :petrogypisc horizon
Daua hal yan perlu di catatan dalam observasi
mengeai pad adalah kontinyutas dan struktur .
a. Kontinyutas
1. Kontinyu : pan meluas merupahkan satu lapisan
2. Diskontinyu : lapisan pad terputus-putus
3. Terputus : Pad terputus merupahkan bagian yang
lepas
b. Struktur
1. Masif : material pad tidak berstruktur
2. Vesiculer : material pembentuk pad berstruktur
seprti spons dengan
pori-pori yang besar
dan terdiri dari material yang lunak.
3. Pisolitic
: lapisan sebagian besar tersusun dari material noul-nodul
berbentuk bola sedimentasi.
4. Nodular :lapisan sebagian besar tersusun dari
nodul sedimentasi
dengan
betuk tidak teratur .
5. Platy :unit tersedimentasi seperti
bentuk plat
j.
Keadaan
Akar
Diamati
penyebaranya akar dalam profil meliputi ukuran akar ,jumlah akar dan samapai
kedalaman akar
a. Ukuran
1.
Sangat halus : diameter lebih kecil dari 1mm
2.
Halus :
diameter 1-2 mm
3.
Sedang :
diameter 2-5 mm
4.
Kasar :
diameter lebih dari 5 mm
b. Jumlah
1.
Sangat sedikit :lebih sedikit dari 5% volume penampang profil
2.
Sedikit :5-15
% penampang profil
3.
Banyak :15-40
% penampang profil
4.
Sangat banyak :40-80 % penampang profil
c. Kedalaman
pereakaran dengan mengukur sampai kedalaman mana pperakaran dan akardala profil
.
Untuk menduga prosentasi mottling maupun bahan-bahan
ksar dalam horizon profil tanah di gunakan diagram seperti terlampir.
2.faktor pembentukan tanah
Pembentukan
tanah adalah hasil interaksi
berbangai proses meliputi proses-proses geomorfologi dan proses pedologi
dimana tubuh tanah harus di lihat secara
didinamis ( Gerrald,1980).Rucllan (1981) membuat perbedaaan antara sifat-sifat
utama akibat proses geomrfologi dan erosi
serta deposisi dari proses pedologi,walaupun demikian pada kenyataannya
tanah yang terbentuk adalah akibat interaksi kedua proses tersebut.
Pendapat pertama mengenai
factor-faktor pembentukan tanah di berikan oleh Dokuchaev (1898) dengan
persamanan :
|
S = f
( CI, O ,P )
t
|
Keterangan :
S
= Tanah
CI = Iklim
T = Waktu
P = Bahan induk
O = Organisme
Sebenarnya Dokucaef telah menyadari bahwa topografi
atau relif adalah factor yang penting,tetapi dia mengangap factor ini berperan
dalam pembentukan tanah-tanah abnormal.barulah pada tahun1941,Jenny memasukannya dalam persamaan:
|
S = f
( CI, o
,r, p, t,……..)
|
Keterangan
:
S
= Sifat tanah
CI = Iklim
r
= Relief
t
= Waktu
o
= Organisme
p
= Bahan induk
Jenny
(1961) merevisi persamanaan tersebut menjadi
|
I , s, v, a = f ( CI, o ,r ,p ,t)
|
Keterangan :
I
= sifat-sifat ekosistem secara keseluruhan
S
= sifat-sifat tanah
V=
sifat-sifat vegetasi
A
= sifat-sifat hewan
Dari
konsep ini terlihat bahwa suatu kondisi tanah yang terbentuk akan mempengaruhi
bukan saja sifat-sifat tanah,tetapi juga sifat-sifat vegetasi dan organisme
serta ekositem lingkungan secarrah keseluruhan.ia juga mengemukakan adanya
dominan factor dalam proses-proses ini,dimana persamaanya dapat ditulis
sebangai berikut:
S = f (r)
CI,o,p, t ------------- Topo function
,dimana faktor topografi yang dominan
S = f (CI)
CI, r, p, t ------------ Climo
function
S = f (o)
CI, r, p, t ------------ Bio
function
S = f (p)
CI, r, o, t ------------ Litho
function
Joffe
(1949) mengelompokan factor-faktor tadi dalam dua kelompok,yaitu :
·
Factor pasif
terdiri dari bahan induk,topografi dan waktu yang merupahkan sumber masa
pembentukan tanah fdan kondisi yang memengaruhinya.
·
Factor aktif
terdiri dari iklim dan organisme yang merupahkan agen-agen sumber energy yang bekerja di atas massa
pembentukan tanah tadi, untuk melaksanakan proses-proses pembentukan tanah.
Rade (1969) mengemukakan delapan factor pembentukan tanah
denagan menambah tiga factor dari persamaan Jenny yaitu: gravitasi,air (air
permukaan,kandungan air tanah ,dan ground water) dan manusia. Kelihatanya
ketiga factor ini pengarunya sudah tercakup dalam factor-faktor lain seperti
gravitasi dalam topografi air dalam iklim dan topografi serta manusia dan
organisme,sehingga sampai saat ini persmaan dari jenny yang umum digunakan.
Menurut Jenny
(1941) dalam Boul et al.(1973)
bahwa perbedaan sifat tanah akibat pengaruh dominan salah satu factor disebut
sequences tanah.apabila yang dominan factor iklim disebut
climosequences;topogarfi disebut tposequences.faktor bahan induk di sebut
lithosequences ; factor organisme disebut cronosequences.
1.
Iklim
Komponen iklim yang sangat mempengaruhi proses
pembentukan tanah adalah curah hujan,suhu,kelembaban dan angin
Curah hujan berperan dalam proses pembentukan tanah
baik secara langsung maupun tidak langsung (Joffe,1949).secara langsung curah
hujan melalui jumlah air yang masuk dalam tanah berperan dalam proses pelapukan
mineral,eluviasi dan pergerakan ion-ion.
Proses pencucian menyebabkan basa-basa terucuci dari
lapisan atas kebawah menyebabkan pH tanah lapisan permukaan menjadi sangat
macam .Dalam lingkungan demikian mikroorganisme tanah sanagat terhambat dalam
dekaposisi bahan organik menimbulkan penimbunan bahan serasa pada permukaan
tanah .Hal ini turut mempengaruhi proses pembentukan tanah,kerena kurang
terbentuknya asam-asam humuis sebangai bahan aktif dalam untuk kondisi
disprisitas dalam proses pedsolisasi.
Aliran permukaan merupahkan media trasportasi dalam
memindahkan massa tanah atau bahan induk dari suatu tempat ketempat lain.Secara
tidak langsung curah hujan berperan melaui vegetasi. Kandungan air tanah
merupahkan slah satu factor penentu dalam pertumbuhan tanaman dalam mana ia
mempengaruhi pengambilan energy matahari secara tidaka langsung berpengaruh
pada perubahn bahan mineral.Oleh karena itu vegetasi yang berbeda menghasilkan
tipe-tipe tanah yanag berbeda pula.
Peranan komponen suhu dalam tersedianya energy untuk
proses-proses fisik,kimia,biologis yang terlibat dalam roses pembentukan dan
perkembangan tanah.menurut Jaffe (1949) pada keadaan curah hujan yang sama
daerah-daerah yang keadaan induk dari kondisi biosfer yang sama dengan
suhu-suhu yang berbeda menunjukan perkembangan profil tanah yanag berbeda. Pada
daerah- daerah yang suhu meningkat
avapotraspirasi serta mengurangi jumlah air yang tersedia dalam tanah.Keadaan
ini memberikan kondisi yanag baik dala dekomposisi bahan organik suhu yang
tinggih dan curah hujan yang tinggi merupahkan keadaan yang baik dalam
pembentukan dan pengembangan tanah.Komponen lain dalam iklim yang juga
memberikan peranannya dalam pembentukan tanah adalah kelembaban dan angin.
Makin meningkat kelembaban dengan suhu konstat,makin meningkat jumlah bahan
organik dalam tanah pada kondisi vegetasi yang sama,Pengaruh angin secara tidak langsung terhadap tingkat kelembaban
yaitu angin mempengaruhi kecepatan evaporasi.secara langsung angin merupahkan
energy transportasi yang memindahkan masa tanah dari suatu tempat ke tempat
lain.
2.
Organisme
Oraganisme
sebangai factor aktif pembentukan tanah,terdiri dari dua komponen utama yaitu
vegetasi dan hewan (jaffe 1949).
Vegetasi berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu penetrasi akar
tanaman kedalam batuan menyebabkan penghacuran batuan secara mekanis serta
menyiapkan saluran-sluran yang membantu dalam proses pergerakan air,dan
kadang-kadang penimbunan materi baru dari lapisan atas pada lapisan
bawah.akar-akar tanaman berperan juga dalam proses pembentukan struktur
granuler tanah sertah pencegahan erosi.peranan lain ialah sisa-sisa tanaman
melalui melalui proses humufikasi dan mineralisasi,memberikan penambahan
asam-asam organic dan anorganik serta pelepasan materi.asam-asam humus ini
berperan berperan membungkus koloid-koloid basa dalam kompleks koloid basa
kumat,yang mempermudah pencucian dari lapisan atas ke lapisan bawah .Macam
vegetasi yang berbedah menunjukan komposisi dan jumlah bahan organic yang lebih
tinggi serta penyebaran yang lebih teratur dalam horizon tanah di bandingkan
daerah dengan vegetasi hutan.
Peranan tidak langsung dari vegetasi sebagai factor
pembentukan tanah adalah erhadap factor-faktor iklim.macam kepadatan serta
strata vegetasi mempengaruhi kelembaban suhu serta pengaruh angin hal ini akan mempengaruh proses evaporosi dan
kondisi tertentu untuk kehidupan organisme lain dan terutama aktivitas
makrooeganisme.
Hewan yang
berperan dalam pembentukan tanah ,terutama mikroorganisme dan makroorganisme
seperti cacing dan seranga tanah.mikroorganisme berperan dalam dikoposisi bahan
organic juga berperan dalam kemantapan struktur tanah.
3.Bahan Induk
Bahan induk
merupahkan sumber masa pembentukan tanah.pengologan bahan induk pembentukan
tanah di bagi dalam dua kelompok yaitu:
b.
Bahan Induk
Rasidual,yaitu bahan induk yang asalya bukan dari tempat lain tetapi bahan aslinya
dari tempat tersebut di man tanah terbentuk
c.
Bahan Induk
Angkutan,adalah bahan induk (fragmen batuan dan mineral) yang terangkuat dari
tempat lain dan tertimbun sebagai bahan induk yang baru di mana tanah terbentuk
dari dari padanya .
Salah satu bahan
iduk yang satu lagi yang lain disebut comulose yauti bahan gambut /peat/muck
yang telah terbentuk d suatu tempat,bahan ini berasal dari sisa-sisa tanaman
yang sering berada dalam genagan air.
Kerangka
umum dari pengolongan bahan induk tersebut adalah sebagai berikut :
a.Bahan
Induk Residual (Sedentariy Materil)
1).
Batuan Keras
a.
Batuan Beku
(ingneus rocks) seperti granit,basalt ,endesit ,syenist ,diabase rhyolitee,gabro
b.
Batuan Sedimen
(sedimentray rocks) seperti batu kapur,batu pasir,shale,batuan debu,konglomerat
c.
Batuan
Metamorphic (Metamorphic rocks) seperti
marblet,gnesis,quartzite,sehist,slate,phyllite
2.) Batuan Lunak
a.
unconsoltidated,ignensous rocks : voleanic ash (Tuff),cinder,dan bahan-bahan
lain di semburan gunug api
b.
unconsoltidated sedimentary rocks: chalk, marl,calich diatom
b. Bahan Induk Angkutan
1.
Oleh Air
a). Alluvial- air mengalir
b). lacustrine –Danau
c).
Maraine – L`````````autan
2.
Oleh Angin
a). loess
b). aeloin
3. Oleh es
a).
Noraine
b).Till
plain
c).Out
wash plain
4. Oleh Gaya Gravitasi –kolovial
c.Bahan Comulase (bahan organik)- Gambut (peat) dan
Muck.
Tanah yang berasal dari bahan induk
residual biasanya terbentuk di tempat bahan induk itu (implace).Di indonesia
biasa nya tanah –tanah tersebut misanuya tanah pedsolik,Brown
Forest,Rendsina,Mediteran merah kuning,Andosol.
Tanah-tanah
yang berasal dari bahan induk angkutan di Indonesia misalnya tanah-tanah
alluvial,Hidromorphik kelabu,Regosol dan tanah yang berasal dari bahan comulase
misalnya tanah ganmbut
Di
samping klasifikasi umum di atas terdapat juga klasifikasi lain berdasarkan
kandungan silica: batuan-batuan asam dengan 66% silikat (misalnya :
granit,ryolit,batuan pasir dan gnesiss),batuan-batuan intermedier dengan 52-65%
silica (misalnya: syenit diorite,andesit),batuan-batuan basa (basa-dan ultra
basa) < 52% silica(missal:gabbro,basalt,batuan kapur,diabase) (greenalad dan
hayes,1978)
Sifat
bahan induk akan menentukan pembentukan dan perkembangan tanah serta
sifat-sifat tanah yang terbentuk.
4.Relief (Topografi)
Soil
survey staff (195) dalam survey
manual memberikan defenisi :
“Relief adalah elevasi atau perbedaan
tinggi permukaan lahan yang tersusun dalam kesatuan”.
“Topoggrafi adalah wajah permukaaan
lahan (land feature) yang ditunjukan
pada peta topografi”
“Slope adalah derajat kemiringan dari
areal permukaan tanah”
Ketiga pengertian ini
mempunyai makna yang sama dalam proses pembenkan oleh karena itu serng
digunakan dengana pengertian yang sama dalam hubungan dengan permukaan tanah
secara umum dikenal empat kelompok posisi relief sebagain berikut :
a.
Normal Relief
Posisi relief pada lereng
dataran tinggi dengan aliran permukaan (rupin off) yang sedang .ditutupi oleh
vegetasi alam,pencucian materi-materi dari lapisan atas ke bagian dalam
berjalan secaranormal pembentukan tanah berlangsung dengan seimbang.
b.
Sub Normal Relief
Yaitu posisi relatif dekat
dengan daerah dataran pada lereng pengunungan dengan aliran permukaan yang
sangat lambat sehingga material tertimbun di permukaan tanah.solum tidak
terlalu dalam dan tidak mempunyai perkembangan yang teratur seperti pada tanah
dengan posisi normal.
c.
Excessive Relief
Posis daerah pada daerah
bukit dengan aliran permukaan deras sampai sngt deras dann tinggi erosi sangat
besar dibandingkan dengan possi yang relaif yang lain.Perkembangana tanah
terhlanag karena erosi yang cepat dan besar,pperkolasi berkurang.air berkuraag
untuk kehidupan tanaman sekaligus menghambat pembentukan tanah.Tanah litosol
serta basosiasi litosol biasa pada posisi ini.
d.
Flat atau
Concove Relief
Posisi relative pada daaran
rendah atas daerah depresi dengan aliran permukaan sangat rendah dan tidak sama
sekali .dominasi pengaruh air dalam waktu yang lama atau seluruh waktu ,tanpa
erosi ,umumnya tertimbu material baru dan perkembangan tanah agak terhambat
akibat air belebihan dan endapan baru ,termasuk tanah-tanah mudah dan baru
berkembang.Tanah alluvial hydrommofik atau gleyhumus sebagai contoh tanah pada
posisi ini .
Sifat dinamis topograi sangat
tegantung pada iklim dalam pembentukan dan perkembangan.pengaruh ini dapat di
kelompokan menjadi 3 hal :
a.
Topografi
mempengaruh jumlah curah hujan yang terinfiltrasi dan peyimpananya di dalam
tanah.makin tinggi persen slope infiltrasi makin bertambah.selain itu perkolasi
lateral makin besar dan perkolasi
vertikla makin kecil kecil serta kemampuan penyimpanan air di dalam tanah makin
kecil.makin berkurangnya air ,proses-proses kimia dan biologis
terhambat,sekaligus proses-proses pelapukan dan pembentukan tanah juga akan
terhambat daerah datar atau cekung dimana sering tergenang air atau
terus-menurus ,proses pelapukan bahan organic berjalan terhambat ,demikian
roses pengembangan tanah.
b.
Topografi
mempengaruhi tingkat erosi.Makin tinggi persen slope makin tinggi tingkat
erosi,akan muncul sup soil di permukaan tanah konsekuensinya tanah-tanah pada
persen slope tinggi memiliki solum tipis,kandungan bahan organic yang rendah
,warna matriks yang makin jelas .erosi menghasilkan munculnya bahan-bahan induk
baru ,baik bahan alluvial maupun koluvial seperti pada dataran di kaki
gunung,daeah delta,alluvial kolivial fan.
c.
Topografi
memengaruh arah gerakan material-material dalam suspensi atau larutan dari
suatu tempat ke tempat yang lain Pada derajat slope yang rendah pencucian
meteri dari lapisan atas ke lapisan bawah yang sangat menentukan dalam proses
pembentukan tanah.pada derajat slope yang tinggi pencucian materi dalam larutan
tanah menuju ke kaki lereng secara local topografi merupahkan factor penting
dalam timbukny prbedaan sifat tanah.
5.Waktu
Tanah
berkembang dengan fungsi waktu dan berangsu-angsur mencapai ciri kematanan
Tanah muda menunjukan bahwa ciri dari bahan induk dari mana tanah tersebut
berkembang ,tetapi apabila menjadi lebih matang (tua) da memiliki ciri-ciri yang
lebih berkembang seperti penambahan bahan organic,perkemabangan profil yang
nyata dalam horizon-horison (Bridges,1978).
Mohr
dan Van Baren (1954) mengenal adanya 5 (lima) fase dalam perkembanagn
tanah-tanah tropis :
a.
Fase Pemula (Intial Stage) : bahan induk belum lapuk
b.
Fase Yufenil (Yufenil stage); pelapukan social
terjadi ,namun sebagian besar bahan
aslinya belum lapuk
c.
Fase Viril (virile Stage) :kebanyakan
mineral-mineral yang mudah lapuk mulai hancur ,kandungan liat meningkat tetapi
pelapuukan masih berjallan lambat
d.
Fase Senil (Senile
Stage) :pelapukan dan dekaosisi tiba pada fase akhir ,hanya
mineral-mineral yang tahan lapuk masih berttahan.
e.
Fase Akhir (Final stage) :perkembangan tanah telah
sempurna dan tanah berkembang dalam keseimbangan menurut kndisi saat itu.
Fase pemula dan fase yufenil akan
menghasilkan tanah-tanah uzonal,fese viril menghasilkan tanah—tanah intrazonal
serta fase senil dan fase akhir menghasilkan tanah-tanah zonal.
Boult
et al.(1970) ,mengemukakan tiga tingkatan relative perkembangan tanah sebagi
berikut :
a.
Tanah Muda
(Young Soil atau Youthful soil),tanah demikian termasuk tanah-tanah
azonal,hanya mempunyai horizon A-C atau (A)-C seperti tanah-tanah
Aluvial,Regozol atau tanah –tanh Etnisol (tidak ada horizon B)
b.
Tanah Belum
Matang (Immature soil),tanah-tanah demikian termasuk tanahintrazonal.tanh-tanah
itu berkembang dengan nominasi kelbihan air,garam atau karbonat.perkembangan
horizon B sudah mulai tetapi horizon tersebut belum mencirikan horizon
penimbunan (Iluvasi) yang nyat (BW),misalnya tanah Hydromofik kelabu atau
tanah-tanah inseptual.
c.
Tanah Matang
(Matura Soil atau Smile Soil),Tanah-tanah demikian termmasuktanh—tanah Zonal
atau Normal.Dimana telah terjadi akumulasi liat atau sesquexida pada horion
B,sehingga terjadi diferensiasi horizon-horson dalam profil tanah.
Dari keadaan sistem tingkat perkembangan
tersebut dapat di simpulkan bahwa ukuran tingkat perkembangan tersebut lebih
mudah di nilai perkembangan horizon
.lama waktu yang di butuhkan untuk pembentukan horizon tersebut tergantung pada
factor pembentukan tanah lainya yang telah diuraikan terdahulu.
3.Proses-proses Pembentukan Tanah
Dalam proses pembentukan
tanah terjadi interaksi dari factor-faktor pemebentukan tanah yang muncul dalam
proses-proses fisik ,kimia dan biologi .proses-proses ini akan menyeababkan
terjadinya diferisiasi dalam profil tanah pembentuk horizon .proses pembentukan
tanah secara umum menurut Bridges (1978) ialah pelapukan ,leaching, eluvusi,
salinisasi, alkalinisasi, solidisasi,podsolisasi,rubifikasi,ferralisasi,klasifikasi,gleisasi,akumulasi
bahan organic,dan pedrotubasi.
1.
Proses Pembentukan Tanah Leaching
Yaitu suatu proses dimana unsur-unsur pokok dapat larut
hlang dri tanah .Apabilah curah hujan (R) melebihi Evapotranspirasi (Ept),zat
terlarut di alirkn oleh air perkolasi.larutan garam akan hilang dalam air
drainase dari lapisan atas ke lapisan dalam .proses ini sangat dominan pada
daerah iklim humida ,pada proses terbentuk horizon BW,atau horizon
Cabic.pencucian basa-basa dari lapisan permukaan oleh peranan dari asam humus
yang membentuk liat humus kompleks dengan basa-basi,tetapi karena H tinggi maka
H menganti kedudukan basa-basa ,kemudian basa-basa tercuci oleh air perkolasi
,oleh karena itu pada horizon BW tertinggal bahan hancuran iklim sedangkan ion-ion
basa-basi tercuci oleh air drainase
2.
Proses Pembentukan Tanah Eluviasi
Pengertian semula dari proses eluviasi ialah
kehilangan bahan-bahan dari bagian atas (horizon eluvial) tetapi proses
kehilanagan bahan-bahan dengan proses eluviasi mempunyai ciri tertentu ,yaitu
humus terakumulasi pada horizon tasa dn tercuci dari lapisan atas (horizon
alluvial) .dan akan terakumulai pada lapisan bawah (horizon illuvial)
.pencucian liat disini secara mekanik oleh air perkolasi dan sering juga di
sebut Liksivikasi .Disamping liat dan basa-basa juga akan teradsorbsi pada
hoizon tersebut dan terbentuklh horizon B tekstur (Bt) yang mempunyai kandungan
liat tinggi dengan struktur yang sudah terbentuk baik serta adanya “clay skin”
(selaput liat).Horizon ini dikenal dengan horizon Argilik.dan proses ini juga
di kenal dengan proses Argilasi.
3.
Proses Pementukan Tanah Pedsolisasi
Proses ini umumnya terjadi pada
tanah-tanah humidah dingin vegetasi hutan.Menurut Tan Kim Hong dan Van
Schuylenborgh (1968),proses ini dapat tejadi pada daerah-daerah tropis basah
dimana curah hujan tinggi dan vegetasi hutan di mana bahan organic tersuplai
banyak sehingga dapat terbentuk koloid humus.koloid humus yang berperan dalam
membungkus melindungi kolid-koloid liat (mineral) sehingga pencucian liat dari
lapisan atas ke lapisan bawah secara terdisepresi .pada horizon bawah terjadi
akumulasi koloid humus ,(organic),besi dan alumanium ,pencucian logam-logam
(basa-basa) berjalan sangat serius melalui air drainase.
4.
Proses Pembentukan Tanah Klasifikasi
Prosess klasifikasi terjadi pada daerah dengan curah
hujan rendah (curah hujan tahunan kurang dari 625 mm) untuk daerah iklim
sedang dari daerah dan berkurang dari 1125 mm pada daerah tropis yang
vegatasinya rumput,rumputan atau semak.Karena R < Ept maka air perkolasi
sagat sedikit ,proses pencucian baik leaching atau eluviasi berjalan sangat
lambat.akibat gerakan air kapiler kepermmukaan kaptien Ca++ dan lain-lain bertambah kelapisan permukaan
sehingga lapisan tanah akan tetap memperoleh Ca cukup dimana koloid-koloid
dipertahankan pada tingkat kejenuhan basah tinggi .
5.
Proses Pembentukan Tanah Ferallitisasi
Proses ini terjadi pada daerah dengan kondisi iklim
dingin lunak dan lembah serta iklim panasnya kering dan hangt (daerah
mediteran) atau daerah-daerah tropis atau sub tropis dengan musim kering yang
nyata .proses ini berlangsung baik apabila bahan induk kaya akan besi .pada
keaadan basah oksida besi berada dalam bentuk oksida- feri terhidrat dan akibat
musim kering yang panas terjadi dehidrasi (H2O tinggi) dan kristalisasi berubah
menjadi hematit yang berwarna merah cerah.proses ini di sebut juga Ferusinasi
.Dalam tanah-tanah hutan yang mengawetkan kelembaban dan kaya akan bahan
organic ,rubefekasi kurang intensif.
6.
Proses Pembentukan Tanah Ferallitisasi
Proses inimeruppahakan proses khas dengan kawasan
tropica lembab dan basahdengan suhu hangat tanpa selinga musim kering yang
berarti.kelebihan air hujan mencuci mineral liat yang mengandung
silikat,akibatnya kadar R2O3
pada horizon elevuasi meningkat. Pada
horizon B meningkat .pada horizon B terjadi pembentukan mineal liat
kaulinit serta oksidasi Al dan Fe yang
bebas menjadi oksida –oksida Al dan Fe.Horizon ini adalahh Oxic Si,N dan
basa-basa tercuci ke lapisan lebih dalam air drainase.
Proses
ini dikenal sebagai proses laterisasi,Latolisasi atau Kaolinisasi.syarat mutlak
proses ini dapat terjadi dengan baik adalah curah hujan tinggi sepanjang tahun.
7.
Proses Pembentukan Tanah Plintisasi
Pada tanah-tanah oxisol di samping proses-proses
ferallitisasi juga berlangsung proses plintisasi yaitu pembentukan plintit
.plintit merupahkan bahan liatan yang bercak,bersifat lunak atau keras ,kaya R2O3,miskin bahan organic.bercak-bercak
berwarna kemerah merahan atau keungulan pada matrks berwarna kelabu biru
,proses ini terjadi pada tempat-tempat dengan perembesan air buruk karena air
tanah dangkal atau perkolasi yang terhambat .
Plintit dapat mengeras dan tidak kembali
lagi karena dehidratasi menjadi konkrensi-konkrensi tersemen dan pedas.
8.
Salinisasi
Salinisasi
dapat terjadi pada daerah iklim kering (arid) dimana evapotranspirasi melebihi
curah hujan ,sehingga tidak cukup air untuk pencucian garam,mala ion garam
mengikuti air kapiler naik ke permukaan sehingga kadang-kadang terjadi lapisan
garam di permukaan dan terjadi struktur yang stabil dengan garam yang netral
pada horizon A dan deposisi garam dalam pori dan celah-celah dalam lapisan
tanah bawah (B).
Horizon tanah yang mengandung kandungan
garam tinggi di sebut Horison Silika .Tanah
yang terbentuk akibat proses ini di sebut solonchak (alkali putih).kemasan
tanah umumnya dengan pH 7-8,5.
9.
Alkalasi
Proses
ini terjadi apabila ion-ion Na yang teradsorbsi cukup banyak dan mendominer
kompleks pertukaran liat humus (Na lebih
dari 15% seluruh kation yang teradsorbsi ) ion ion Na berasal dari
garam-garam Na2CO3 dan NaHCO3 terjadi
dispresi dari liat dan humus pada horizon permukaan dan terjadi pencucian dari
kotion-kation basa.
Kation- kation Ca danMg akan tercuci
terus dalam air drainase .Tanah yang terbentuk dinamakan Tanah Solonet (alkali
hitam) dengan pH cukup tinggi antara 8,5-10.
10. Solidasi
Proses
ini merupahkan pencucian dan degradasi intensif dari ion-ion Na dalam kompleks
pertukaran diganti oleh ion-ion H,diman pH lapisan permukaan dapat turun sampai
mencapai 4- 4,5.Ion-ion Na tercuci ini dalam perjalan kebawah menyebabkan mobilisasi
partikel-partikel liat yan ikut tercuci bersama ion Na,akibatnya pada lapisan
lebih dalam terjadi argilasi yang kuat ,dan dapat tebentuk horizon B tekstur
yang bersifat Natric.
11. Gleisasi
Pada
waktu keadaan air tanah tinggi atau penggenangan dalam waktu cukup lama,udara
dalam tanah snagt kurang (keadaan airebok) maka akan terjadi proses reduksi .Reduksi akan menyebabkan
warna kelabu kebiruan atau kehijauan ,yaitu
warna senyawa-senyawa fero.proses ini dikenal dengan proses gleisasi
.Apabila gejala-gejal di atas membentuk suatu lapisan dalam tanah terbentuklah
suatu horizon yang di sebut Horizon Gley
.
12. Pembentukan Peat (gambut)
Pada
daerah-daerah dengan drainase buruk tetapi vegetasi cukup banyak/lebat
,sehingga produksi bahan organic mentah sangat cepat sedang proses
dekomposisinya sangat terhambat ,sehingga tertimbunnya bahan-bahan organic
dalam berbagai tingkat pelapukan secar berlapis yang dikenal dengan sebagai Gambut .tanah-tanah mineral di bawah
lapisan gambut merupahkan tanah yang tergleysasi,apabila proses pelapukan bahan
organic berjalan baik ,dimana terbentuk lapisan permukaan yang hitam sebagai
campuran bahan mineral dengan bahan organic melapuk atau umus maka akan ini
disebut Melanisasi
13. Self Mulching,Self Swallowing
,Slickenside
Terjadi
apabila tanah-tanah yang didominir oleh mineral liat montmorilonit serta
keadaan musim kering dan bash bergantian secara teratur .Montmorilonit adalah
liat berkisi 2:1 yang bersifat mengurut kalau kering dan membengkak kalau basah
.akibat proses mengerut dan membengkak ini terjadi retakan-retakan pada tanah
bisah terjadi pada permukaan maupun sampai kedalam lapisan tanah.
Lampiran 4.
HASIL DESKRIPSI PROFIL TANAH
No. Borring/ profil : Profil
Tanah 01
Lokasi
: Belakang
BPKB Kairatu
Titik Korrdinat : 03°20’28,85“
LS dan 128°22’25,00“ BT
Bahan Induk : Alluvium
Klasifikasi Tanah : Aluvial.
Lereng : 1 %
Drainase : Agak Buruk
Ketinggian (dpml) : 13 Meter
Penggunan lahan : Permukiman
dan Kebun Campuran
Vegetasi : Pisang (Musa paradisiaca),
Nangka (Arthocarpus heterophyllus), Kedondong (Spondies
dulcis),Kelapa (Cocos nucifera), Gamal
(Gliricidia sepium), Alpukat (Persea
americana), Singkong
(Manihot esculenta), Keladi (Colocasia esculentum),
Sungga sungga (Euphatorium
ayapanaa cent), Pakuan
(Dryopteris filixmas) danRumput –
rumputan (Pennisetum purperium schamach),
Bambu (Bambusa spp),
Sagu (Metroxylonsp) ,Aren (Arenga piñata),Terong(Solanum spp), Pepaya (Carica papaya), Jambu biji (Psidium guajava),
Rambutan (Nephelium lapacium).
|
LAPISAN KEDALAMAAN (cm) URAIAN
|
I 0 –
5 Hitam Kecoklatan (10 YR 2/3); Lempung
liat berdebu; Kubus menyudut,
sedang, lemah ; Agak
lekat, Agak plastis,
Makro sedikit,Mikro banyak ;
Perakaran halus banyak; BO sedang ; pH 6,0 ; beralih ke
II 5 –
24
Coklat Gelap (10 YR 3/3);
Motlling Coklat (10 YR 4/6) ;
Lempung liat berdebu ; Kubus menyudut,
kecil, lemah; Agak lekat,
Agak plastis, Makro sedikit,
Mikro banyak ;
Perakaran halus sedang
; BO sangat banyak ; pH 5,5 ; beralih ke
III 24 – 50 Coklat
kelabu kekuningan (10
YR 5/2), Motling
Coklat terang kekuningan (10
YR 6/8) Sedang, sedikit ; Lempung berdebu ; Kubus membulat, sedang,
lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedang, Mikro sedang ; BO banyak ; pH 6,0 ; beralih ke
IV 50 –
70/80 Kelabu Kekuningan
(2,5 Y 5/1), Warna tambahan Coklat
kelabu kekuningan (2,5 Y 6/8),
Motlling Merah gelap (7,5
R 3/4) Sedang, sedikit ; Lempung
berpasir; Remah, lemah ; Agak
lekat, Agak plastis, Makro banyak, Mikro sedikit ; BO banyak ; pH 6,0 ; beralih
ke
V 70/80
– 85 Orange terang
kekuningan (10 YR 6/4), Coklat
kekuningan (10 YR5/8)
Sedikit ; Pasir halus
; Remah; Tidak lekat ;
Tidak plastis, Makro banyak,
Mikro sedikit ; BO Sedang ; pH 6,0 ; beralih ke
VI 85 –
107/114 Kelabu
(5 Y 5/1), Warna tambahan Orange (2,5 YR 6/8) ;
Pasir Agak Kasar ; Remah,
sangat kecil, sangat
lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro banyak ; BO Sangat tidak
ada ; pH 6,0 ; beralih ke
VII 107/114
– 142 Kelabu (5 Y
4/1), Warna tambahan Coklat kekuningan
(2,5 Y 5/6) ; Pasir (pasir
kasar) ; Butir,
sangat kecil, sangat
lemah ; Tidak
lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke
VIII 142 –
164 Kelabu olive
(5 Y 4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ;
Tidak lekat, Tidak
plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke
>164 Kelabu
olive (5 Y 4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ;
Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat
banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0.
|
Catatan Tambahan
Ø
Bahan kasar : Pecahan batuan pada lapisan IV
(Kedalaman 50 – 70/80Cm).
Ø
Sebarana
Batuan : Kerikil pada lapisan VIII
(Kedalaman 142 – 164 Cm)
Ø
Bahan Kapur
(ujih HCL) : Terdapat
sedikit kandungan Kapur pada lapisan II (Kedalaman 5-24 Cm
Ø
Kedalaman Air
Tanah : > 164 Cm dibawah permukaan tanah.
Ø
Lamah
Genangan
: > 1 Bulan (30
Hari)
Ø
Tinggi
genangan musim hujan : > 164 Cm dibawah permukaan tanah.
Ø
Tinggi
genangan musim kemarau : Tidak ada
Ø
Tinggi
genangan musim Penghujan : 30 – 40 Cm
di atas permukaan tanah.
|
|||
|
|
|||
|
|
|||
|
|
|||
BAB III
METODE
PRAKTIKUM
1.
Lokasi
dan waktu praktikum
Lokasi dilaksanakannya
praktikum geografi tanah pada daerah yang terletak di kec.kairatu, Belakang
BPKB Kairatu, kabupaten seram bagian barat.
Waktu
dilaksanakannya kegiatan praktikum geografi tanah adalah pada pukul 15:30. WIT.
2.
Metode Praktikum.
Metode yang di gunakan dalam
kegiatan praktikum geografi tanah adalah
metode penelitian.
3.
Alat
dan Bahan
Dari kegiatan praktikum yang di laksanakan, maka alat dan bahan yang menunjang kegiatan praktek di laksanakan
. Berikut ini adalah daftar alat dan bahan yang di gunakan:
a. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
sebagai berikut :
|
No
|
Nama
Alat
|
Fungsi
|
|
|
1
|
Buku Munsell Soil Color Chart
|
Untuk mengidentifikasi warna tanah di
lapangan
|
|
|
2
|
GPS
|
Untuk menentukan posisi, ketinggian
dan arah
|
|
|
3
|
Altimeter
|
Untuk mengukur ketinggian dari permukaan
laut
|
|
|
4
|
pH Meter
|
Untuk mengukur tingkat kemasaman tanah
atau air
|
|
|
5
|
Pisau dan Skop Lapang
|
Untuk membuat profil tanah dan
mengambil sampel tanah
|
|
|
6
|
Meter (Besar dan Kecil)
|
Untuk mengukur kedalaman lapisan tanah
(kedalaman solum tanah)
|
|
|
7
|
Buku Lapang dan peralatan Tulis
|
Untuk mencatat semua informasi yang
berkaitan dengan data PKL
|
|
|
8
|
Loup/Kaca
Pembesar
|
Untuk
mengidentifikasi pori tanah dan batuan
|
|
b.
Bahan
Bahan yang di gunakan dalam kegiatan praktikum ini,
sebagai berikut ;
|
No
|
Nama Bahan
|
Fungsi
|
|
1
|
Peta
Geologi
|
Gambar
yang menunjukkan sebaran geologi
|
|
2
|
Peta
Topografi
|
Gambar
yang menunjukkan sebaran perbedaan ketinggian
|
|
3
|
Peta
Geomorfologi
|
Gambar
yang menunjukkan sebaran bentuk wilayah
|
|
4
|
Kertas
Kalkir
|
Bahan
untuk penggambaran peta
|
|
5
|
Kertas
Milimeter Blok
|
Bahan
untuk penggambaran peta
|
BAB
IV
HASIL LAPANGAN
HASIL LAPANGAN
A.
Kondisi Umum Lokasi Praktikum.
Ø Letak dan Luas (Letak secara Administratif, Geografis dan Astronomis
Wilayah kairatu di
sebelah barat berbatasan dengan sungai Riupa sampai dengan Telaga (gaba) dan
air watimial, sebelah selatan berbatasan
dengan Laut, sebelah timur berbatasan
Huku-kepala, Air Tala dengan Watuwui kearah Yerewai sampai seruawan, sebelah utara berbatasan dengan Rumbatu.Luas
desa kairatu adalah 43,41km² .
Letak
astronomis : titik koordinat 03º20`28,15º LU dan 128º22`22,80º BT
secara
administratif desa kairatu memiliki
batas – batas wilayah sebagai berikut :
v Sebelah
utara berbatasan dengan desa Hunitetu
v Sebelah
selatan berbatasan dengan Laut
v Sebelah
barat bebatasan dengan Waitimal dan Waipirit
v Sebelah
timur berbatasan dengan desa Kamariang
§
Kondisi topografis
Kondisi topografis pada daerah praktikum
yaitu datar
§
Kondisi iklim
Temperatur rata-rata di kairatu
berdasarkan data badan pusat statistik
tahun 2007 adalah 26,2ºC, dimana temperatur maksimun rata-rata 22,5ºC,
jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan juni sebesar 631 mm sedangkan
udara pada desa kairatu rata-rata 32ºC
§
Kondisi hidrologi
Pada
lokasi praktikum terdapat kedalam air tanah setinggi 89 cm dan mempunyai
genangan yang tingginya 30 cm di atas permukaan tanah yang lama genangan
tersebut < 1 minggu.
§
Kondisi geologi
Kondisi
geologi pada daerah praktikum terdiri dari batuan gamping koral, tapi tidak
kelihatan di permukaan
§
Kondisi tanah
Kondisi
tanah di pengaruhi oleh warna tanah yang
mengandung kandungan organik, mineral, draenasi, dan juga terdapat kandungan
air dan aersi. Kondisi tanah ketika praktikum lembab karena faktor iklim.
§
Kondisi vegetasi dan penggunaan lahan
Penggunaan
lahan di daerah kairatu di jadikan sebagai tempat pemukiman dan juga di jadikan
perkebunan campuran untuk memenuhi
kebutuhan mereka. Vegetasi yang tumbuh
di sekitar lokasi praktikum adalah pisang (Musa paradisiaca), singkong (Manihot esculenta), Pepaya
(Carica papaya), rumput-rumputan (Pennisetum purperium schamach,.
2.
Data
Informasi Pengamatan
a.
Eksternal karakteristik
Faktor-faktor
pembentukan tanah baik Mikro dan Makro.
a. Iklim
b. Suhu/temperatur
c. Curah
hujan
d. Organisme
e. Vegetasi
f. Bahan
induk
b.
Internal karakteristik Tanah.
Meliputi
Sifat Fisik, Kimia,Biologi
BAB V
PEMBAHASAN
a.
Pengaruh
Faktor, Sifat (sifat Fisik, Kimia, Biologi) dan proses pembentukan Tanah
Pengaruh Faktor faktor pembentukan tanah
A.
IKLIM
Unsur-unsur
iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama terutama ada 2, yaitu
Suhu dan Curah hujan.
a.
Suhu/Temperatur
Suhu
akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi,
maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan
cepat pula
b.
Curah hujan
Curah
hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan
pencucian tanah yang cepat memnyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi
rendah).
B.
ORGANISME (Vegetasi,Jasad
renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengharu terhadap proses
pembentukan tanah dalam hal
a. Membuat
proses pelapukan baik pelapukan organik maupun kimiawi. Pelapukan organik
adalah pelapukan yang di lakukanoleh makhluk hidup ( Hewan dan Tumbuhan),
sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadioleh proses kimia
seperti batu kapur larut oleh air.
b. Membantu
proses pelapukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisahkan daun-daun
dan ranting-ranting yang menumpuk dipermukaan tanah, Dau dan ranting itu akan
membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah
c. Pengaruh
jenis vegetasi tehdap sifat-sifat tanah sangat terjadi di daerah berilim sedang
sepertidi Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanh hutan dengan
warnah merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tananh berwarna hitam karena
banyak kandungan organisyang berasal dari akar-akar dan sisa rumput.
d. Kandungan
unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah.
Contoh jenis cemara akan memberi unsur-unsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang
relatif rendah, akibtnya tanah di bawah pohon cemara derajad keasamannya lebih
tinggi dari pada tanah di bawah pohon jati
C.
BAHAN INDUK
Bahan
induk terdiri ari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan
batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian
akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat yng terdapat di
permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat( terutama sifat kimia) yang sama
dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstruktur
pasir berasal dari bahan induk, yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia
dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tinggkat pelapukan dan
vegetasi di atasnya, bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk
tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian
asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang kelab. Sebaliknya
bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih
D.
TOPOGRFI/RELIEF
Kedaan
relief suatu daerah akan mempengaruhi :
a.
Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerahyang
memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnyaebih tipis karena
tererosi, sedangkan daerahyang datarlapisan tanahnya tebal karena terjadi
sedimentasi
b.
Sistem drainase/pengairan
Daerahyang
draenasenya jelek seperti sering tergenang mnyebabkan tanahnya menjadi asam.
E.
WAKTU
Tanah
merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
terus menerus. Oleh karena itu tanah akn menjadisemakin tua dan kurus, mineral
yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengaami pelpukan sehinnggga
tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa, karena proses pmbentukan tanah
yang terus berjalan, mka induk tanah berubah berturut-turt menjadi tanah muda,
tanah dewasa dan tanah tua.
Ø Tanah
muda di tandai dengan proses pembentukan tanah yang masihtampak pencapuran
antara bahan organik dan bahan mineral atau masih banyak struktur bahan induknya.
Contoh tanah muda adalah tanah Aluvial,Regosol,dan Litosol.
Ø Tanah
dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tananh muda dapat
berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh
tanah dewasa adalah : andosol, latosol,grumosol.
Ø Tanah
Tua yang diperlukan dalam pembeentukan tanah berangsung lebih lanjut sehingga
terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horison-horison A dan B.
Akibatnya terbentuk horison A1,A2,A3,B1,B2,B3. Contoh tanah pada tinggkat tua adalah jenis tanah pedsolik dan latosol tua
(laterit)
Lamanya
waktu yang di perlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk
vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu100 tahun untuk
membentuktanah muda, dan 1000-10.000 tahun utuk membentuk tanah dewasa
Sifat Fisik,
biologi dan Kimia Tanah
1)
Tekstur Tanah
Seperti berada di tepi pantai dan mengamati tanah di
daerah pantai, apa yang kamu rasakan dengan tanah di daerah tersebut? Apakah
terasa kasar? Ya, karena tanah di pantai merupakan tanah pasir. Mengapa disebut
tanah pasir? Karena pada tanah tersebut terdapat kandungan partikel tanah
berukuran 0,05–2 milimeter. Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa tanah
dikatakan tanah lempung? Nah, penamaan tanah pasir ataupun tanah lempung itu
berdasarkan sifat tekstur tanah.
2) Struktur
Tanah
Struktur
tanah merupakan cara pengikatan butir-butir tanah yang satu terhadap yang lain.
Jika kamu pernah melihat tanah yang digali dengan kedalaman lebih dari satu
meter atau jika kamu perhatikan pada dinding lereng yang tidak tertutup
vegetasi, akan tampak perbedaan gumpalan-gumpalan tanah.
Lapisan pada
kedalaman kurang dari 30 cm mempunyai struktur granular yang berarti tanah
mempunyai kumpulan butiran tanah yang bersifat tunggal. Pada lahan rawa atau
gurun, struktur tanah kurang atau tidak terbentuk, karena butiran tanah
bersifat tunggal atau tidak terikat satu sama lain.
Berbagai jenis
struktur tanah antara lain berupa gumpalan atau remah. Struktur tanah pada
berbagai lapisan tanah bisa berbeda. Kegiatan-kegiatan petani berupa
pembajakan, pemupukan, dan pengolahan tanah dapat mengubah struktur tanah asli.
3)
Konsistensi Tanah
Konsistensi
tanah merupakan sifat fisik tanah yang menyatakan besar kecilnya gaya kohesi
dan adhesi dalam berbagai kelembapan. Konsistensi tanah dapat kamu ketahui
dengan mencoba memecah tanah tersebut, apabila sulit dipecah berarti bahwa
tanah mempunyai konsistensi yang kuat.
4) Lengas
Tanah
Pada musim
kemarau, musim memanen palawija antara lain bawang, kacang, ketela, dan
sebagainya. Ladang yang kelihatannya kering itu ternyata ada gumpal tanah yang
melekat pada buah kacang atau bawang dan tanah masih lembap. Kelembapan inilah
yang disebut lengas tanah.
5) Udara
Tanah
Petani yang
menanam palawija, bila turun hujan lebat atau tertimpa bencana banjir
tanamannya mati lemas, karena tanaman tersebut kekurangan udara tanah. Hal ini
terjadi karena seluruh pori-pori berisi lengas tanah. Udara terdesak keluar
sehingga akar tanaman kekurangan O2, kecuali tumbuh-tumbuhan air seperti padi
sawah, kangkung, dan tumbuh-tumbuhan bakau yang mempunyai akar napas.
6) Warna
Tanah
Kalau kita
melihat dan mengamati warna tanah ada bermacam-macam, ada tanah di ladang atau
sawah yang berwarna cokelat, merah, dan kuning. Warna tanah pada pegunungan
vulkanik berbeda dengan warna tanah pada pegunungan kapur. Amatilah warna tanah
di sekitarmu.
7) Suhu
Tanah
Bila kita
pergi ke ladang atau ke sawah pada pagi hari terasa lebih dingin dibanding pada
siang hari, bila menginjak tanah pasir pada siang hari terasa lebih panas
dibanding tanah lempung. Ini semua karena tanah mempunyai suhu atau temperatur
tanah.
8)
Permeabilitas Tanah
Merupakan kecepatan
air merembes ke dalam tanah melalui pori-pori baik ke arah horizontal maupun
vertikal. Cepat lambatnya perembesan air sangat ditentukan oleh tekstur tanah.
Semakin kecil/lembut tekstur semakin lambat perembesan air, begitu pula
sebaliknya.
9) Porositas
Tanah
dikatakan bersifat porous apabila mudah atau cepat meresapkan air. Berarti
tanah tersebut mempunyai pori-pori besar yang dominan, misalnya tanah pasir.
Dengan demikian, porositas merupakan persentase volume pori yang ada di dalam
tanah dibanding volume massa tanah.
10) Drainase Tanah
Drainase
tanah merupakan kemampuan tanah mengalirkan dan mengatuskan kelebihan air, baik
air tanah dalam maupun pada air permukaan. Pada tanah dengan drainase yang
buruk, air akan cenderung menggenang. Penanganan sifat drainase yang buruk
sering dilakukan dengan membangun selokan-selokan.
Tanah
sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya. Di
dalam tanah terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah.
Misalnya, adanya cacing tanah akan meningkatkan unsur nitrogen, fosfor, kalium,
serta kalsium dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Peranan
cacing tanah yang lain berupa lubang yang ditinggalkan di tanah akan
meningkatkan drainase tanah, hal ini penting dalam perkembangan tanah.
Cacing-cacing mengangkut tanah, mencampur, serta menggumpalkan sejumlah bahan
organik yang belum terombak seperti daun dan rumput yang digunakan sebagai
makanan. Selain itu, secara tegas cacing dengan kotoran dan lendir-lendirnya
mampu mengikat partikel-partikel tanah menjadi gumpalan tanah yang stabil
terutama pada tanah asli.
Sifat
Kimia tanah pada hasil praktikum untuk setiap lapisan tanah
|
LAPISAN KEDALAMAAN (cm) URAIAN
|
I 0 –
5 Hitam Kecoklatan (10 YR 2/3); Lempung
liat berdebu; Kubus menyudut,
sedang, lemah ; Agak
lekat, Agak plastis,
Makro sedikit,Mikro banyak ;
Perakaran halus banyak; BO sedang ; pH 6,0 ; beralih ke
II 5 –
24
Coklat Gelap (10 YR 3/3);
Motlling Coklat (10 YR 4/6) ;
Lempung liat berdebu ; Kubus menyudut,
kecil, lemah; Agak lekat,
Agak plastis, Makro sedikit,
Mikro banyak ;
Perakaran halus sedang
; BO sangat banyak ; pH 5,5 ; beralih ke
III 24 – 50 Coklat
kelabu kekuningan (10
YR 5/2), Motling
Coklat terang kekuningan (10
YR 6/8) Sedang, sedikit ; Lempung berdebu ; Kubus membulat, sedang,
lemah ; Agak lekat, Agak plastis, Makro sedang, Mikro sedang ; BO banyak ; pH 6,0 ; beralih ke
IV 50 –
70/80 Kelabu Kekuningan
(2,5 Y 5/1), Warna tambahan Coklat
kelabu kekuningan (2,5 Y 6/8),
Motlling Merah gelap (7,5
R 3/4) Sedang, sedikit ; Lempung
berpasir; Remah, lemah ; Agak
lekat, Agak plastis, Makro banyak, Mikro sedikit ; BO banyak ; pH 6,0 ; beralih
ke
V 70/80
– 85 Orange terang
kekuningan (10 YR 6/4), Coklat
kekuningan (10 YR5/8)
Sedikit ; Pasir halus
; Remah; Tidak lekat ;
Tidak plastis, Makro banyak,
Mikro sedikit ; BO Sedang ; pH 6,0 ; beralih ke
VI 85 –
107/114 Kelabu
(5 Y 5/1), Warna tambahan Orange (2,5 YR 6/8) ;
Pasir Agak Kasar ; Remah,
sangat kecil, sangat
lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro banyak ; BO Sangat tidak
ada ; pH 6,0 ; beralih ke
VII 107/114
– 142 Kelabu (5 Y
4/1), Warna tambahan Coklat kekuningan
(2,5 Y 5/6) ; Pasir (pasir
kasar) ; Butir,
sangat kecil, sangat
lemah ; Tidak
lekat, Tidak plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke
VIII 142 –
164 Kelabu olive (5 Y
4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ; Butir, sangat kecil, sangat lemah ;
Tidak lekat, Tidak
plastis, Makro sangat banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0 ; beralih ke
>164 Kelabu
olive (5 Y 4/2), Warna tambahan Coklat Kemerahan (2,5 YR 4/6) ; Pasir campur kerikil halus ;
Butir, sangat kecil, sangat lemah ; Tidak lekat, Tidak plastis, Makro sangat
banyak ; BO Tidak ada ; pH 6,0.
Ø
Bahan Kapur
(ujih HCL) : Terdapat
sedikit kandungan Kapur pada lapisan II (Kedalaman 5-24 Cm
Ø Kedalaman Air Tanah : > 164 Cm dibawah permukaan tanah.
Ø Lamah Genangan : > 1 Bulan (30 Hari)
Ø Tinggi genangan musim hujan : > 164 Cm dibawah permukaan
tanah.
Ø Tinggi genangan musim kemarau : Tidak
ada
Tinggi genangan musim
Penghujan : 30 – 40 Cm di atas
permukaan tanah.
Gambar
Profil Tanah pada setiap lapisan

Proses
pembentukan tanah
Proses pelapukan tanah
adalah perubahan dari baahan induk menjadi lapisan tanah, perkembangan tanah
dari bahan indukyangpadat menjadi bahan induk yang agak lunak, selanjutnya
berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah ( supsoil dan lapisan tanah
bagian atas (topsoil), dalam jangka waktu lama sampai ratusan tahun hingga ribuan
tahun, perubahan-perubahn dari batuan induk sampai menjadi tanah karena batuan
indukmengalami prosespelapukan yaitu proses penghncuran karena iklim
Tahap pembentukan tanah
1. Pelapukan
Batuan yang tersingkap di permukaan
bumi akan mengalami pelapukan tanpa merubah susunan kimianya. Banyak faktor
yang mengakibatkan terjadinya pelapukan. Seperti sinar matahari, perubahan suhu
yang ekstrim, dan hujan. Interaksi antara batuan dengan atmosfer dan hidrosfer
memicu terjadinya pelapukan kimiawi. Hal ini menyebabkan batuan menjadi tidak
stabil dan rapuh (cracking) sehingga mudah ditumbuhi tumbuhan seperti
lumut.
2. Pelunakan
Setelah batuan menjadi lapuk, maka
air dan udara akan mudah merembes masuk ke dalam batuan tersebut sehingga
terjadi pelapukan di dalam batuan. Pada tahap ini, calon makhluk hidup (organic
matter) mulai dapat tumbuh di lapisan permukaan batuan karena sudah
terdapat air dan udara yang dapat mendukung kehidupan. Contohnya adalah lumut.
Lumut tersebut dapat membuat batuan menjadi berlubang sehingga dapat dimasuki
oleh tumbuhan kecil.
3. Penumbuhan
Pada tahap ini batuan mulai
ditumbuhi oleh tumbuhan perintis seperti rumput dan tumbuhan kecil. Akar
tumbuhan tersebut masuk ke dalam batuan dan perlahan-lahan menghancurkannya.
Ini disebut pelapukan biologis. Air yang membawa asam humus juga dapat
menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan. Batuan yang hancur tersebut akan
menjadi unsur mineral pembentuk tanah.
4. Penyuburan
Pada tahap ini batuan yang
mengalami pelapukan mulai subur. Hal ini dikarenakan oleh bahan-bahan organik
yang tercampur dengan batuan. Misalnya dedaunan dan bangkai hewan. Batuan sudah
menjadi tanah yang subur dan dapat ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan.
1. Klasifikasi tanah
Pengertian
Klasifikasi Tanah
Tanah adalah benda yang dinamis sehingga selalu
mengalami proses perubahan. Tanah terbentuk dari batuan yang aus/lapuk akibat
terpapar oleh dinamika di lapisan bawah atmosfer, seperti dinamika iklim,
topografi/geografi, dan aktivitas organisme biologi. Intensitas dan selang
waktu dari berbagai faktor ini juga berakibat pada variasi tampilan tanah.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperoleh klasifikasi umum yang dapat
membantu dalam memprediksi perilaku tanah ketika mengalami pembebanan.
Metode yang telah dibuat didasarkan pada pengalaman
yang diperoleh dalam perancangan fondasi dan riset. Dari sini, tanah fondasi
yang ditinjau menurut klasifikasi tertentu dapat diprediksi perilakunya, yaitu
didasarkan pada pengalaman di lokasi lain, namun memiliki tipe tanah yang sama.
Dalam melakukan klasifikasi tanah para ahli pertama kali melakukannya
berdasarkan ciri fisika dan kimia, serta dengan melihat lapisan-lapisan yang
membentuk profil tanah. Selanjutnya, setelah teknologi jauh berkembang para
ahli juga melihat aspek batuan dasar yang membentuk tanah serta proses
pelapukan batuan yang kemudian memberikan ciri-ciri khas tertentu pada tanah
yang terbentuk.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem
pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai sifat yang
serupa ke dalam kelompok-kelompok dan sub kelompok-sub kelompok berdasarkan
pemakaiannya.
Sistem klasifikasi memberikan bahasa yang mudah
untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat tanah yang bervariasi tanpa
penjelasan yang terinci.
Adanya klasifikasi untuk tanah yaitu bertujuan untuk
:
a. Mengorganisasi
atau menata tanah
b. Mengetahui
hubungan individu tanah
c. Memudahkan
mengingat sifat-sifat tanah
d. Mengelompokkan
tanah untuk :
- menaksir
sifat
-
penelitian
-
mengetahui lahan-lahan yang baik.
Sehingga pada tahun 1975 dirilis sistem klasifikasi
USDA (Departemen Pertanian AS).Sistem ini dibuat karena sistem-sistem
klasifikasi lama saling tumpang tindih dalam penamaan akibat perbedaan
kriteria. Dalam pemakaiannya, sistem USDA memberikan kriteria yang jelas
dibandingkan sistem klasifikasi lain, sehingga sistem USDA ini biasa disertakan
dalam pengklasifikasian tanah untuk mendampingi penamaan berdasarkan sistem FAO
atau PPT (Pusat Penelitian Tanah).
Sistem Klasifikasi Menurut Soil
Taxonomy (USDA)
Sistem USDA atau Soil Taxonomy dikembangkan pada
tahun 1975 oleh tim Soil Survey Staff yang bekerja di bawah Departemen
Pertanian Amerika Serikat (USDA)., sistem ini diusahakan untuk dipakai sebagai
alat komunikasi antarpakar tanah, tetapi kemudian tersaingi oleh sistem WRB.
Meskipun demikian, beberapa konsep dalam sistem USDA tetap dipakai dalam sistem
WRB yang dianggap lebih mewakili kepentingan dunia.
Sistem klasifikasi tanah terbaru ini memberikan
Penamaan Tanah berdasarkan sifat utama dari tanah tersebut. Menurut
Hardjowigeno (1992) terdapat 10 ordo tanah dalam sistem Taksonomi Tanah USDA
1975, yaitu:
1. Alfisol
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan
tanah-tanah yang terdapat penimbunan liat di horison bawah (terdapat horison
argilik)dan mempunyai kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman
180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal
dari horison di atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air.
Padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah termasuk tanah Mediteran
Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
2. Aridisol
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan
tanah-tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid (sangat kering). Mempunyai
epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Padanan dengan
klasifikasi lama adalah termasuk Desert Soil.
3. Entisol
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan
tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan.
Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata
Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
4. Histosol
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan
tanah-tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari 20% (untuk tanah
bertekstur pasir) atau lebih dari 30% (untuk tanah bertekstur liat). Lapisan
yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. Kata
Histos berarti jaringan tanaman. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Organik atau Organosol.
5. Inceptisol
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah
muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol. Kata Inceptisol berasal dari
kata Inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah
ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial, Andosol,
Regosol, Gleihumus, dll.
6. Mollisol
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah
dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan
bahan organik lebih dari 1%, kejenuhan basa lebih dari 50%. Agregasi tanah
baik, sehingga tanah tidak keras bila kering. Kata Mollisol berasal dari kata
Mollis yang berarti lunak. Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah
termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina, dll.
7. Oxisol
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua
sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi
tidak aktif sehingga kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16
me/100 g liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan
pengamatan di lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak
jelas. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol
(Latosol Merah & Latosol Merah Kuning),
Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
8. Spodosol
8. Spodosol
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah
dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-oksida dan humus (horison
spodik) sedang, dilapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang
berwarna pucat (albic). Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
tanah Podzol.
9. Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan
tanah-tanah yang terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam,
kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari 35%.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Podzolik Merah
Kuning, Latosol, dan Hidromorf Kelabu.
10. Vertisol
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah
dengan kandungan liat tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horison, mempunyai
sifat mengembang dan mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah
pecah-pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Padanan dengan
sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Grumusol atau Margalit
BAB IV
Ø KESIMPULAN
Tanah merupakan tubuh alam
yang menempati bagian teratas dari permukaan bumi, mempunyai lapisan-lapisan
yang relatif sejajar dengan permukaan bumi, sebagai hasil dari
proses penghancuran/pelapukan batuan induk,
tersusun bahan organik dan anorganik, serta merupakan media pertumbuhan
tanaman, memiliki sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasaad-jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relatif tertentu selama
jangka waktu tertentu pula.
Ø SARAN
Semoga laporan ini
dapat bermanfaat menambah wawasan bagi kita semua
Lampiran Foto Praktikum
Di pelabuhan Liang



Di Feri






Di Kairatu (Kelompok 8)






Di Lokasi Praktikum Geografi Tanah









Tidak ada komentar:
Posting Komentar